Selamat datang, para pencari ilmu yang setia! Apakah kita pernah merenungkan betapa dalamnya rahasia kodrat alam dan kodrat zaman? Hari ini, kita akan belajar menggali lebih dalam kearifan yang tersembunyi di balik tirai waktu, seperti yang diungkapkan oleh sosok bijaksana, Ki Hajar Dewantara. Bersiaplah untuk terpesona oleh pandangan yang akan membawa kita menembus batas-batas pengetahuan konvensional, merenungkan esensi dan hukum yang melandasi alam semesta ini. Segera mari kita terbenam dalam perjalanan yang menggugah pikiran dan jiwa.

KHD (Ki Hajar Dewantara)

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

Baca juga : Ada 3 Program Prioritas pada Kurikulum Nasional Tahun 2024

KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut:

Tidak meninggalkan kepentingan kodrat keadaan

“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

Pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini  menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. 

Baca juga : 3.1.a.9. Aksi Nyata Pengambilan Keputusan, Paradigma, Prinsip, dan Pengujian Keputusan – Modul 3.1

Muatan/ konten pengetahuan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial budaya

Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik (menuntun kekuatan kodrat anak).

Didiklah dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya

KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20. Kodrat alam Indonesia dengan memiliki 2 musim (musim hujan dan musim kemarau) serta bentangan alam mulai dari pesisir pantai hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati hidup. Demikian pula dengan zaman yang terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun para murid.

Baca juga : Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Ke 3

Melalui pemahaman yang mendalam tentang kodrat alam dan kodrat zaman, Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan kita untuk tidak hanya sekadar meresapi, tetapi juga merangkul kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya. Semoga dengan pengetahuan ini, kita dapat melangkah lebih bijak dalam menjalani kehidupan, menghormati dan menyelaraskan diri dengan harmoni alam dan arus zaman yang tak pernah berhenti mengalir.