Disintegrasi sosial tidak selalu menyangkut persoalan moral atau anggapan-anggapan tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, misalanya pemogokan kerja. Pada golongan konservatif menganggap pemogokan kerja sebagai perbuatan yang tidak baik padahal gejala tersebut bila dilihat dari sisi lain, pemogokan buruh bisa saja dilihat sebagai sarana penyerasi antara hak dan kewajiban.
Dalam proses penyerasian antara hak dan kewajiban tersebut dapat disebaut sebagai proses reintegrasi atau reorganisasi sosial. Untuk bisa memahami reintegrasi atau reorganisasi akan lebih baik jika memahami terlebih dulu dengan disintegrasi sosial.
Pengertian Disintegrasi Sosial
Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, disintegrasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bersatu padu; terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Sebuah kondisi atau keadaan yakni hilangnya keharmonisan, ketidak utuhan, atau perpecahan yang sedang terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat atau dapat dideskripsikan secara singkat sebagai keterpisahan atau perpecahan yang terjadi dalam kelompok sosial.
Kelompok sosial yang lebih besar terpecah menjadi unit-unit yang lebih kecil. Coba kamu bayangkan kelompok sosial pada level negara yang bernama Uni Soviet. Sekarang negara itu sudah tidak ada. Salah satu negara hasil perpecahannya yang wilayahnya terluas adalah Rusia. Uni Soviet mengalami disintegrasi pada 1989.
Pikirkan pula tentang Timor-Timur. Indonesia mengalami disintegrasi dengan lepasnya Timor-Timur pada 1998. Pada level negara, tidak cukup sulit membayangkan apa arti disintegasi.
Pada level yang lebih kecil, kamu bisa lihat bagaimana para artis mengalami disintegrasi dalam rumah tangganya.
Seperti yang disampaikan di awal, disintegrasi sosial bisa mencakup level negara, sampai rumah tangga.
Gejala Disintegrasi Sosial
Beragam gejala terjadinya disintegrasi bisa dideteksi. Polanya hampir sama di semua level. Berikut beberepa kecenderungan yang bisa dianggap sinyal terjadinya disintegrasi :
- Adanya konflik antar anggota kelompok
- Adanya pertentangan norma dalam kelompok
- Norma sosial tidak berfungsi sebagaimana mestinya
- Tidak ada sanksi yang membuat jera pelanggar norma
- Kondisi anomie, dimana norma lama kehilangan legitimasinya, norma baru belum kuat mengikat para anggota kelompok
- Tidak ada visi bersama yang dianut oleh anggota kelompok
- Ada anggota kelompok yang merasa dirugikan dengan menjadi bagian dari kelompok
- Tidak ada konsensus ketika terjadi silang pendapat
Beberapa gejala yang disebutkan diatas bisa diaplikasikan, sekali lagi, dari level negara sampai keluarga, bahkan di luar itu. Perlu diingat bahwa gejala disintegrasi tidak selalu menghasilkan disintegrasi. Misalnya terjadinya konflik antar anggota kelompok. Konflik adalah gejala disintegrasi, namun jika bisa segera ditangani dan konsensus dicapai, maka disintegrasi bisa diantisipasi.
Penyebab Disintegrasi Sosial
- Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat mengenai suatu norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
- Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan masyarakat.
- Timbulnya suatu pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
- Tidak ada nya tindakan sanksi yang tepat bagi sih pelanggar norma.
- Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
- Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan sutau proses yang bersifat disosiatif.
Bentuk Disintegrasi Sosial
Pergolakan Daerah
Dalam rekam jejak perjalanan bangsa indonesia, beberapa kejadian mengenai konflik / pergolakan daerah sudah banyak terjadi. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya suatu kesenjangan. Kesenjangan tersebut bisa berupa kesenjangan dalam hal kebijakan politik, kesenjangan ketidakadilan, kesenjangan masalah etnis, kesenjangan konflik agama, dan lain sebagainya.
Misalnya seperti yang terjadi di masa lalu tentang suatu pemberontakan PRRI / Permesta, DI / TII, RMS, GAM. Beberapa kejadian yang terjadi dewasa ini mengenai konflik agama seperti yang terjadi pada daerah Poso, Kupang, Sampit, dan Papua. Beberapa kejadian / peristiwa yang sudah terjadi di Indonesia tersebut ialah sebuah konsekuensi dan dampak dari kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Aksi Protes dan Demonstrasi
Demonstrasi menjadi suatu fenomena yang seringkali kita temukan pada saat ini. Dinamika yang terjadi dalam bidang ketatanegaraan yang terjadi di era reformasi turut mempengaruhi terhadap suatu perubahan perilaku masyarakat. Sebelum era reformasi, rakyat mempunyai keterbatasan dalam menyuarakan aspirasinya secara langsung.
Kegiatan aksi atau demonstrasi baik secara individu maupun kolektif akan mendapatkan suatu konsekuensi yang keras dari pihak pemerintah Orde Baru. Berbeda dengan era reformasi yang terjadi pada saat sekarang ini. Hampir di setiap sebuah kebijakan pemerintah yang menuai kontroversi, kita menemukan banyak aksi demonstrasi yang terjadi seiring dengan pencanangan kebijakan pemerintah yang dianggap kurang menguntungkan bagi golongan tertentu. Golongan tersebut dapat berupa sekelompok ormas, pergerakan mahasiswa, ikatan buruh, persatuan guru, dan lain sebagainya.
Kriminalitas
Perkembangan teknologi juga membawa dampak pada disintegrasi sosial. Dewasa ini tindak kriminalitas tidak hanya yang sifatnya kasat mata saja, misalnya perampokan, pembunuhan, pencurian, penjambretan, pembegalan, dan lain sebagainya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengakibatkan berkembangnya variasi modus dalam melakukan suatu tindak kejahatan.
Misalnya penipuan bermodus undian berhadiah melalui telfon dan berbagai kejahatan yang difasilitasi oleh jaringan internet. Dewasa ini kepolisian sudah membentuk sebuah divisi khusus untuk menangani kasus-kasus yang bermoduskan internet. Hal tersebut dikarenakan begitu maraknya kasus penipuan dan lain-lain yang memkaai fasilitas internet dan telepon.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah suatu kegiatan antisosial yang diperbuat oleh seseorang yang beranjak dewasa (remaja),bila hal tersebut dilakukan oleh orang dewasa bisa dikategorikan sebagai tindak kejahatan (crime).
Proses Penanggulangan Disintegrasi
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut:
- Menghidupkan dan membangun terus komitmen, kehendak serta kesadaran untuk bersatu.
- Menghasilkan kondisi yang mendukung komitmen, kehendak dan kesadaran untuk bersatu serta membiasakan diri utuk membangun konsensus.
- Membangun kelembagaan yang bernorma dan bernilai untuk menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Merumuskan kebijakan serta regulasi yang konkret, tepat dan tegas didalam segala aspek kehidupan serta pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan untik seluruh pihak, dan semua wilayah.
- Usaha bersama dan pembinaan integrasi nasional membutuhkan kepeminpinan yang arif dan efektif.
Sumber :
https://www.gurupendidikan.co.id/disintegrasi-sosial/
http://sosiologis.com/disintegrasi-sosial