Macan-macam konflik sosial dapat diklasifikasikan atas dasar pendapat beberapa ahli dan kriteria tertentu. Tahukah kalian mengenai berbagai macam konflik sosial yang ada dalam masyarakat? Untuk menambah pemahamanmu, ayo pelajari materi berikut!

Menurut Ranjabar (2013)

Menurut Ranjabar (2013), konflik sosial yang ada di masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu:

Konflik Individual

Konflik dalam individu ini bisa diartikan sebagai konflik yang terjadi dalam mental atau diri seseorang karena suatu hal.

Hal ini bisa berupa pilihan yang berbeda dengan kata hati. Pada umumnya konflik individu lebih bersifat informal, tersembunyi, melakukan tindakan negatif, melakukan sabotase, dan lain sebagainya.

Konflik Kolektif

Konflik kolektif merupakan suatu konflik yang melibatkan banyak orang, serta memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Pada umumnya, konflik ini memiliki dorongan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan konflik individu.

Individu yang berada dalam suatu konflik biasanya memiliki solidaritas dan kebersamaan yang kuat. Konflik ini memiliki jumlah anggota banyak dan memiliki tingkat emosi yang sangat tinggi dan sifatnya sangat rumit bila dibandingkan dengan konflik individu.

Menurut Ralp Dahrendorf

Ralp Dehrendorf membedakan konflik sosial ke dalam bentuk:

Konflik Peran

konflik peran merupakan suatu kondisi dimana seseorang mendapati kenyataan yang berlawanan dengan perannya dalam kehidupan nyata. Misalnya, peran seorang pekerja yang dituntut untuk mengerjakan sesuatu yang bukan tanggung jawabnya.

Konflik Kelompok Sosial

konflik antara kelompok sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dalam upayanya mencukupi kebutuhan kelompok tersebut. Contoh konflik antar kelompok sosial adalah konflik antara kelompok propemerintah dan kelompok yang tidak terorganisir.

Konflik antar kelompok

Kelompok yang terorganisir dan kelompok yang tidak terorganisir. Konflik ini biasanya terjadi saat unjuk rasa. Dimana polisi sebagai kelompok yang terorganisir

Konflik antar satuan nasional

Konflik ini disebut juga konflik antar kepentingan organisasi. Misalnya politik tingkat RT, RW, Desa, hingga tingkat nasional.

Konflik antar agama

Konflik ini sering terjadi pada zaman dahulu saat kondep toleransi belum
diindahkan.

Menurut H. Kusnadi dan Bambang Wahyudi

Dikutip dari Ranjabar (2013), macam-macam konflik dapat diklasifikasikan dalam beberapa aspek, yaitu:

Konflik Berdasarkan Tujuan Organisasi

Konflik sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan organisasi. Tahukah kalian macam-macam konflik sosial menurut hubungan dengan tujuan organisasi?

Konflik Fungsional

Merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif. Konflik ini sangat dibutuhkan dsalam organisasi. Dalam konflik inidapat memperbaiki kinerja kelompok apabila dikelolah dandikendalikan dengan baik.

Konflik Disfungsional

Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2010), disfungsional merupakan suatu kegiatan atau organisasi yang memiliki disfungsi ketika beberapa dampak dapat menghambat organisasi sosial lainnya.

Jika suatu kegiatan atau organisasi sosial mengalami disfungsional, tidak dipungkiri juga dapat menimbulkan konflik. Konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat tercapainya suatu organisasi dan
bersifat destruktif (merusak).

Konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena keberadaan konflik ini pasti ada dalam setiap organisasi atau masyarakat. Konflik disfungsional dapat merugikan semua pihak, individu, kelompok, dan organisasi.

Konflik Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

Konflik sosial yang ada di masyarakat sangat beragam, salah satunya dapat
diklasifikasikan menurut hubungan dengan posisi pelaku yang berkonflik. Adapun macam konflik sosial tersebut adalah sebagai berikut:

Konflik Vertikal

Konflik vertikal adalah konflik antar satu pihak dengan pihak dalam suatu struktur organisasi yang mempunyai derajat kedudukan yang tidak sama. Berikut contoh dari konflik vertikal.

  1. Konflik antara atasan dengan bawahan dalam suatu instansi.
  2. Konflik antara buruh dengan majikan dalam suatu perusahaan

Konflik Horizontal

Konflik horizontal adalah konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat antara dua pihak atau lebih yang mempunyai kedudukan sederajat. Contohnya antara lain:

  1. Konflik antara suku yang satu dengan suku yang lain dalam suatu negara.
  2. Konflik antara umat agama yang satu dengan umat agama lainnya
  3. Konflik antara parpol yang satu dengan parpol yang lain

Menurut Ranjabar (2013), konflik horizontal dapat dipicu oleh beberapa hal berikut:

  1. Adanya kecemburuan yang bersumber pada ketimpangan ekonomi antar kaum pendatang dengan penduduk lokal.
  2. Adanya sikap saling mengklaim terhadap sumber dana yang semakin terbatas.
  3. Adanya dorongan emosional kesukuan karena ikatan norma tradisional.
  4. Munculnya sikap yang berlebihan antarpemeluk agama.
  5. Mudah dipengaruhi oleh provokator kerusuhan.

Konflik Diagonal

Menurut Ranjabar (2013) konflik dibedakan menjadi tiga, yaitu konflik vertical, konflik horizontal, dan konflik diagonal. Dalam suatu organisasi terjadi ketidakadilan sumber daya sehingga menimbulkan -pertentangan atau konflik yang ekstrim.

Pertentangan itulah yang dinamakan konflik diagonal. Sebagai contohnya kasus konflik antara pemerintah dan warga sekitar karena adanya perilaku yang tidak adil atas alokasi sumber daya ekonomi oleh pemerintah pusat.

Konflik Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik

Konflik berdasarkan sifat pelaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik terbuka dan konflik tertutup (Ranjabar 2013).

Konflik Terbuka

Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak atau masyarakat dalam suatu negara. Kalian pasti pernah mendengar berita tentang konflik Israel dan Palestina.

Konflik Tertutup

Konflik tertutup merupakan kebalikan dari konflik terbuka. Dalam konflik terbuka diketahui oleh semua pihak, sedangkan konflik tertutup hanya diketahui oleh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Dalam konflik tertutup, pihak yang tidak terllibat konflik tidak tahu jika terjadi konflik. Sebagai contohnya konflik intern sekolah sehingga pihak luar tidak tahu adanya konflik.

Konflik Berdasarkan Waktu

Konflik sosial berdasarkan waktu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Konflik Sesaat (Konflik Spontan)

Konflik sesaat dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau sesaat saja karena adanya kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik. Konflik sesaat dapat berakhir pada saat adanya penjelasan antara pihak yang berkonflik.

Konflik Berkelanjutan

Konflik berkelanjutan terjadi dalam waktu yang lama dan sulit untuk diselesaikan. Dalam penyelesaian konflik ini harus melalui berbagai proses dan tahapan yang rumit. Apabila konflik ini sudah selesai, tidak menutup kemungkinan dapat muncul Kembali konflik sebagai kelanjutan dari konflik dari konflik yang terdahulu.

Konflik Berdasarkan Pengendalian

Konflik sosial juga dapat dibedakan berdasarkan pengendaliannya.

Konflik Terkendali

Menurut Ranjabar (2013), konflik terkendali merupakan suatu konflik di mana para pihak yang terlibat dapat dengan mudah mengendalikan konflik sehingga konflik tidak meluas dan cepat selesai.

Konflik Tidak Terkendali

Konflik tidak terkendali merupakan konflik di mana pihak yang terlibat tidak dapat mengendalikan konflik tersebut sehingga akibatnya dapat meluas. Konflik yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya kekerasan.

Konflik Berdasarkan Sistematika Konflik

Konflik Nonsistematis

Konflik nonsistematis memiliki sifat yang acak, dimana terjadi secara spontanitas dan tidak ada tujuan yang dicapai. Dalam konflik ini pihak yang berkonflik tidak melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Konflik Sistematis

Konflik sistematis merupakan kebalikan dari konflik nonsistematis, di mana konflik tersebut telah direncanakan secara sistematis dan memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Dalam konflik ini, pihak yang berkonflik melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dilakukan dengan cermat, hati-hati, dan sistematis. Setiap tingkah laku dari salah satu pihak dianalisis secara cermat dan hati-hati agar memperoleh keuntungan bagi pihak lainnya.

Categorized in: