Kenapa ini penting?

  1. Menguasai Teknik CLOSING, akan memperbesar Tingkat Konversi Anda (% Closing)
  2. Jika Tingkat Konversi Anda BESAR, Customer Anda akan Semakin Banyak. Jika Tingkat Konversi Anda KECIL,Customer Anda akan Sedikit

Sebelum masuk dalam TEKNIK CLOSING, mari kita pelajari terlebih dahulu tentang Dasar-Dasar Penjualan.

Tahukah Anda?
80% Orang memutuskan membeli karena emosi
20% Orang memutuskan membeli karena logika

Coba dalami kalimat dibawah ini :

  • Supaya produk yang Anda jual LARIS, Anda tak hanya cukup punya sikap OPTIMIS. Anda juga harus paham tentang itu BISNIS. Salah satunya adalah tentang CLOSING.
  • Ilmu CLOSING ini tidak dipelajari di dunia sekolah/ kuliah. Ini hanya akan Anda dapatkan di lapangan, pas Anda Jualan, pas Anda Praktik!
  • Sukses ada polanya. Sukses Jualan juga ada polanya. Percaya?
  • INGAT! Lebih baik mati-matian di awal dari pada mati beneran pas Jualan. Jualan yang LARIS butuh persiapan yang matang.

Apa yang perlu dipersiapkan?
Salah satunya adalah ANDA WAJIB MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN dibawah ini :

  1. Kenapa orang lain harus beli produk anda?
  2. Kenapa mereka harus percaya kepada anda?
  3. Kenapa mereka harus beli sekarang?
  4. Kenapa mereka tidak beli produk anda?
  5. bagaimana agar mereka bisa langsung merespon penawaran anda?

Silakan PIKIRKAN, ambil kertas kosong, TULIS jawabannya.

STOP !!! Jangan Lanjut sebelum pertanyaan diatas terjawab

Kita lanjut ya.

Kenapa banyak traffic/leads yang masuk ke Saya, tetapi yang beli sedikit ya?

Hal diatas memang dialami oleh banyak orang. Terutama yang leadsnya puluhan tapi tak berujung closing 😁 Lalu apa masalahnya?

Pertama, ingat dulu ini baik-baik: “Tidak semua orang yang like, komen, chat di iklan atau postingan Anda ingin benar-benar membeli barang Anda”

Kedua, bahkan banyak pembeli tidak akan melakukan like, komen, chat di iklan atau postingan Anda. Coba cek market Anda kembali, apakah sudah benar untuk menentukan targetingnya. Lagi-lagi target market 😅

Ketiga, tidak semua copywriting atau postingan kita langsung berujung dengan pembelian, sebagian besar customer pasti akan tanya-tanya terlebih dahulu. Justru keren banget, jika dalam sekali posting atau menulis iklan calon customer langsung membeli barang Anda.

Ingat, tidak semua orang akan menerima penawaran Anda, mereka memang butuh diyakinkan kembali. Namun, agar calon pembeli Anda tertarik membeli produk Anda, usahakan menggunakan bahasa-bahasa yang sugestif. 80% pembelian membutuhkan 5 kali follow up, tapi 44% pebisnis online berhenti pada saat penawaran pertama

Oleh karena itu, diperlukan skill follow up agar calon pembeli benar-benar beli dan melakukan transfer uang mereka ke akun bank kita.

Bagaimana caranya?

Pertama, ajukan pertanyaan pilihan.

Banyak orang gagal melakukan follow up, karena mereka salah bertanya, misalkan:
“Mbak, jadi beli bajunya gak?” Jawabnya gak.
“Teh, jadi beli gamisnya gak?” Jawabnya gak.
“Sist tertarik gak? Jawabannya gak
Hampir 80% pertanyaan tersebut gagal konversi? Karena calon pembeli diasumsikan belum beli. Malahan, bisa jadi dengan pertanyaan begitu, awalnya udah niat mau beli, eh malah kepikiran:
“Jadi beli nggak ya..” Wah, mulai ragu..
Engga hanya itu, pola kalimat deletion seperti, “Mbak, jadi beli?”
Itu pun memberikan efek serupa. Kurang bagus untuk konversi. Baik kalau dijawab, kebanyakan tidak dibalas sama sekali? Pernah mengalami itu? Hehehe
Oleh sebab itu, ajukan pertanyaan yang pilihan jawabannya pasti “Ya”
Menggunakan pola dengan rumus “Mbak, orderan yang kemarin, mau (x) atau (y)?”
“Mbak, order kemarin mau dikirim pakai JNE atau POS?”
“Mbak, order kemarin mau dikirim nanti siang atau sore?”
“Mbak, order kemarin mau ditransfer pakai bank BCA atau Mandiri?”

“Kak promonya hari ini terakhir mau di amankan sekarang atau nanti?”
Jadikan cara ini sebagai SOP atau sales script teknik follow up Anda.

Kedua, asumsikan pembeli pasti beli.

Banyak penjual mengasumsikan pembeli tidak jadi beli. Kita harus menggunakan asumsi terselubung untuk pembeli jadi beli.
“Mbak, sebelum transfer, ada hal yang ingin ditanyakan mengenai manfaat produknya setelah Mbak miliki nanti?” <—— asumsi dia bakalan transfer.
“Oh ya Mas, rencananya kira-kira mau transfer kapan?” <——– asumsi dia bakalan transfer, cuma kapan.

Ketiga, tanyakan alasan beli.

Cara ini masih menggunakan asumsi pasti beli, ketika kita tanya kenapa mereka mau beli, mereka cenderung menjawab ” karena bla..bla..bla”. Saat mereka mengungkapkan alasannya, artinya mereka sudah benar-benar setuju untuk beli produk kita.

Keempat, teknik scarcity (kelangkaan)

Berikan bonus tambahan atau diskon yang jadi lebih meyakinkan calon pembeli agar segera melakukan transfer.
“Eh, Mbak.. Sudah tahu belum? Bonus yang seabrek itu hanya bisa Mbak dapatkan Mbak transfer hari ini lho…Hehe..”
“Eh kak kalau kaka join sekarang dapat bonus list supplier dan ebook lohh”
“Ehh mas spesial buat mas kalau transfer sekarang dapatkan bonus menarik dari kami”
Asumsinya agar calon pembeli bersemangat untuk segera transfer.

Kelima teknik follow up

Di atas adalah cara yang sering saya lalukan, alhasil konversi penjualan meningkat tajam.
Order beda dengan transfer.
Jangan dulu senang ketika ada orderan, senanglah ketika ada transferan..Hehe

Categorized in: