Hai para sahabat setia pembaca di blog ini. Pernah terfikirkan untuk resign? gara-gara ada masalah? Entah itu masalah pribadi atau yang lainnya. Atau mungkin disebabkan beban kerja tinggi tapi gaji kecil, atau malah sebaliknya gaji besar beban kerja tinggi? eh. kalau yang terakhir malah mungkin g terpikirkan untuk resign.
Nah kali ini apasih kesalahan fatal setelah resign? simak baik-baik ya.
Terlena dengan waktu luang
Jebakan Batman itu bernama Waktu Luang.
Apa yang kita idam-idamkan dari bekerja secara mandiri? Kebebasan waktu?
IYA. Itulah yang akan kita didapatkan.
Namun, memang sudah menjadi hakikatnya waktu ibarat pedang bermata dua.
Jika Anda tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu, membunuhmu. 😱 ihhh.. #ngeeerih
Tanpa kehati-hatian dan perhatian dalam memanfaatkan waktu. Maka kebebasan waktu luang ini justru bisa menjadi bumerang, yang cepat atau lambat mengantarkan kita pada labirin kehancuran. Kehancuran karir, keuangan bahkan rumah tangga (klo sudah punya anak istri).
Cek aja di google, kebanyakan perceraian dipicu oleh masalah keuangan. Na’udzubillah.
Jika kita pernah menganggap, setelah Resign dari kantor bisa bebas waktu maka itu salah besar.
Justru dengan bekerja mandiri jam kerja kita yang biasanya di kantor hanya 8-9 jam, bisa berubah drastis menjadi tak kenal waktu.
Apalagi jika masih fase merintis dan mencoba mengerjakan semuanya sendirian. Belum bangun sistem dan tim.
Malah bisa jadi kerja 24 jam! Karena pas tidur pun mimpinya kepikiran tentang kerjaan 😜
Kebebasan waktu yang dimiliki, jika tidak diimbangi dengan disiplin waktu maka hasilnya adalah kebinasaan.
O ya. Diantara tips atau solusi atasi ini :
- Paksa keluar rumah jam sekian s.d jam sekian, terserah mau kerja di : Workspace, Masjid, Cafe, atau manapun.
- Paksa duduk dikursi dan didepan laptop dari jam sekian s.d jam sekian
- Minta dukungan pasangan (istri / suami) untuk mengingatkan, jika kita tidak komitmen silahkan buat hukuman buat diri sendiri dengan sukarela, penuh kesadaran dan penyesalan.
Perencanaan aktifitas harian kurang matang
Inilah biang kerok GAGAL FOKUS, merasa punya banyak waktu luang.. padahal karena rencana & rincian pekerjaan yang tidak jelas.
Kata Aa Gyim, “Gagal merencanakan, sama dengan merencanakan kegagalan.”
Rencanalah yang menjadi pembeda antara SIBUK dengan PRODUKTIF.
Sibuk itu banyak kerjaan tapi tujuan ga jelas dan tanpa skala prioritas, produktif itu mengerjakan pekerjaan dengan tujuan jelas dan terarah dalam bingkai perencanaan capaian : harian, bulanan, tahunan.
Solusi dari poin ke-2 ini adalah Merencanakan apa yang mau dikerjakan, Mengerjakan apa yang telah direncanakan
Diantara tips solusi atasi ini :
- Tulis apa saja yang akan dicapai lalu ubah menjadi daftar pekerjaan. Yaitu tuliskan apa saja yang mau dicapai dalam waktu 1 tahun, lalu pecah-pecah dalam jadwal :Bulanan, Mingguan, Harian.
Ibarat ditanya caranya makan Gajah itu gimana (cara mencapai hal besar, maka yaa caranya potong kecil-kecil dulu) - Punyai jadwal harian, tulis apa yang mau dikerjakan besok di malam hari sebelum tidur
- Kuasai skill manajemen diri (waktu ga bisa dimanage soalnya, tapi diri bisa).Pelajari : ilmu 4D’s Effectiveness ala Brian Tracy, Skala prioritas ala Eisenhower Matrix, trik agar bisa Deep Work, dll
Tidak disiplin & kurang kerja keras
Klo ini masuknya sudah ke aspek mental. Kita perlu belajar mental tangguh seorang Juragan.
Jadi, mental seperti :
memilih bersantai daripada memulai
lebih suka rebahan daripada sibuk ngulik kerjaan
mudah menyerah dan menggerutu saat menemui jalan buntu
harus disingkirkan terlebih dahulu. “Kondisikan mental kita dari fikiran dan keyakinan yang memperdayakan menjadi “memberdayakan”.”
Pernahkah Anda membayangkan?
Saat Anda menyambut pagi dengan senyuman. Anda bangun tidur di awal waktu, bangun dini hari dengan penuh kesyukuran.
Anda mengambil air wudhu di dinginnya udara malam, lalu mulai merasakan kesegaran yang luar biasa dari basuhan Air wudhu yang perlahan mulai membasahi wajah dan pori-pori kulit.
Di pagi itu, Anda mengawali hari dengan mendekat merapat, erat Anda bermunajat kepada Allah melalui shalat Tahajud, Hajat dan Taubat.
Anda selesai membaca 10 halaman Al-Quran, lanjut membaca buku ilmu sebelum shubuh sambil mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an, dilanjutkan shalat shubuh berjamaah di masjid, dzikir dan sedekah pagi.
Lalu Anda tenggelam dalam pekerjaan sejak pagi buta di saat orang lain belum melakukannya.
Anda sadar betul, “going the extra miles” adalah rumus pasti, bahwa untuk meraih hasil lebih dan pencapaian berbeda dengan orang kebanyakan, Anda harus melakukan hal berbeda dan lebih.
Di hari itu, Anda bekerja secara “deep”, penuh dengan rencana tertata dan skala prioritas yang tuntas.
Hingga tak terasa waktu malam telah tiba, menyadarkan kasyikan Anda membangun kerajaan bisnis Anda sendiri.
Membuyarkan lamunan Anda dari doa-doa yang dipanjatkan dan apa yang selama ini Anda impikan : menjadi bermanfaat buat banyak orang, memiliki banyak karyawan, membangun masjid-pesantren-dan sedekah lain yang gila-gilaan, menyantuni anak yatim dan mengusap wajahnya dengan penuh kelembutan,.. hingga tak sadar.. Anda berlinang Air mata bersama terdengarnya bedug Maghrib tanda berbuka puasa sunnah telah tiba.
Duhai Rabbi.. Anda merasakan kebahagiaan yang membuncah dan mendalam.
Sambil lisan Anda mengucap syukur, atas rezeki berupa waktu yang berkah dan betapa produktifnya Anda hari di hari itu.
Mencoba menjadi superman
Mencoba melakukan semuanya sendirian. Padahal bangun bisnis itu identik dengan bangun sistem dan bangun tim.
Dalam renah sederhana, bangun tim internal bisa berupa minimal rekrut CS / admin dan rekrut tim penjualan (reseller).
Diawal merintis usaha, berjuang sendirian adalah konsekuensi yang harus dijalani.
Namun jangan betah berlama-lama dalam ke-sendirian. Seperti kamu. Iya kamu yang saat ini masih jomblo pasti ga pengen kan lama-lama sendirian? 😁
Sendal aja punya pasangan #eh 🙈🤣
Sendirian itu ga nyaman. Pas banjir orderan, bisa-bisa kita kayak zombie yang dari pagi ampe malam nunduk ngelihatin HP follow up orderan, ngitungin ongkir, totalan, rekap transferan. Pekerjaan yang seperti ini bisa kita delegasikan ke admin.
Diantara penyebab usaha kita belum naik signifikan, adalah diantaranya karena faktor kita terlalu fokus ke hal-hal yang bersifat rutin tak teknis. Lupa untuk berfikir lebih jauh ke ranah strategis.
Kita harus belajar betul ilmu membangun sistem dan merekrut tim ini.
Jadi, yang perlu kita lakukan adalah :
- merinci pekerjaan yang bersifat rutin : lalu delegasikan (rekrut admin ini yang paling sederhana)
- membuat FAQ : apa yang sering ditanyakan oleh reseller dan pelanggan, buatlah scprit yang tersimpan rapih dalam sebuah draft file, atau buatlahg autotext (silahkan googling cari tau cara membuat AUTOTEXT dengan android)
- membuat SOP : pembayaran, pemesanan, rekap orderan, konfirmasi pembayaran, cek transferan, sesederhana mungkin dan jangan berbelit-belit.
- pengelolaan asset database konsumen
Kemudian, solusi kedua untuk mendongkrak penjualan adalah dengan merekrut Reseller.
Dalam sehari Anda bisa bekerja 1000 jam. Caranya? Miliki 1000 reseller. Dan masing-masing reseller melaukan kegiatan promosi minimal 1 jam sehari. Yap. Reseller adalah daya ungkit dan faktor kali.
Lalu muncul banyak pertanyaan. Kapankah saat yang tepat untuk merekrut Reseller atau Pasukan Penjualan?
Jawabannya adalah “SAAT ANDA SUDAH BISA JUALAN!”, minimal.. Anda sudah bisa meraih penghasilan bersih jutaan rupiah dari jualan online.
Jangan buru-buru rerkut Reseller klo belum bisa jualan. Kenapa? Karena kita punya tanggungjawab ngajari tim jualan dan membinanya.
Dalam prosesnya akan ada banyak pertanyaan, dinamika dan diskusi dengan tim penjualan, dan sungguh “pengalaman” adalah guru terbaik.
Jika Anda saat ini baru memulai jualan online, maka saran saya FOKUSKAN 200% energi untuk belajar ilmu dan praktek jualan jualan dan jualan sampai berusaha jago jualan..
Masukkan dalam prioritas dan fokus utama kegiatan selling ini.
Berhenti belajar & lebih suka zona nyaman
Albert Einstein pernah berkata, adalah sebuah kegilaan disaat kita melakukan hal yang sama terus menerus namun mengharapkan hasil yang berbeda.
Nikmati ketidaknyamanan.. . yaitu saat kita merasakan sakitnya berusaha, kerasnya ikhtiar, memang kita merasakan sakit namun sakit itu adalah tanda kita sedang bertumbuh. Dan waspada jika hidup seolah terasa nyaman, tanpa target dan beban, karena jangan-jangan kita sedang jalan di tempat!
Kita perlu menyadari, bahwa seringkali KEBIASAAN BAIK, AWALNYA PERLU DIPAKSA. Hingga akhirnya terbiasa dan cinta.
Jika kita ingin meningkatkan penjualan lakukan juga hal ini :
—Paksa Belajar
—Paksa Action Gila-Gilaan.
Apakah saya sudah melakukan? Ini lagi belajar, lagi “maksa diri” nulis sharing buat temen-temen di group ini. Asli tulisan ini saya buat dadakan, anget-angetan, lima ratusan #lhoh ? (Emang tahu bulat)
Kata guru saya. Belajar sekali, praktek berkali-kali (lebih sering lagi). Dan nikmati ketidaknyamanan.
Lelah, letih, ngantuk karena kurang tidur dan lembur ngerancang strategi penjualan, jadikan sebagai “wangi bunga” yang menemani perjuangan kita berproses.
Tidak jarang saya memiliki teman yang cara jualannya saat ini masih sama dengan yang dia lakukan 3 tahun lalu. Cara promosinya sama.. alhasil hasilnyapun kurang berkembang.
Sangat disayangkan. Andai saya bisa mengenalkannya pada buku-buku cara jualan online Billionaire Store mungkin ceritanya akan lain.
Kita harus peka dengan perubahan zaman.. Terus belajar, tidak ragu investasi leher ke atas.
Sungguh, percepatan itu akan lebih mudah diraih dengan adanya ilmu. Buat temen-temen yang masih muda khususnya, saya menyarankan betul agar meningkatkan kapasitas diri (ilmu dan keterampilan) ini menjadi prioritas utama.
Mumpung masih muda, dan diri masih bisa jauh berkembang, berubah total dari sebelumnya.
Janga pelit investasi ilmu dengan beli buku, beli kelas online, ikut kursus, hadir seminar & workshop. Dan jangan malas untuk belajar.
Sungguh kerasnya kehidupan ini, jauh lebih bikin menderita daripada rasa sakitnya kita karena belajar : membuka buku, melihat video bisnis di youtube, dll.
Ada rasa sakit yang menyembuhkan, yaitu rasa sakit karena memaksa diri untuk belajar. kata Coach Fahmi
Ada studi kasus :
Misalnya ada seorang internet marketer yang di fase awal jualan dia menggunakan media seperti WA, FB Organic, IG..
Dan berlalunya waktu, semua pekerjaan tersebut dia delegasikan ke tim biar mereka yang melakukannya.
Dengan pola-pola yang sudah pernah ia lakukan sebelumnya dan terbukti menghasilkan.
Karena ia ga mau capek-capek promosi terus-terusan. Akhirnya dia membuat website yang dioptimasi ilmu SEO di Google.
Hingga akhirnya, tanpa promosipun dia bisa mendatangkan pembeli ke Whatsapp dan mendapatkan orderan dari website.
Pokok jangan ragu mencoba hal-hal baru.
Tidak memiliki guru/ mentor & komunitas positif
Sungguh saya merasakan betul, bahwa komunitas, bagaikan imunitas.
Saya merasakan betul saat-saat dimana bisa melesat begitu cepatt dengan memiliki role model maupun guru penjualan.
Di saat yang sama, teman seperjuangan saya yang memulainya bersama, satu persatu justru berguguran. Apa pembedanya?
Adanya guru dan komunitas.
Komunitas itu imunitas.
Adapun guru. Akan membimbing kita, ada tempat bertanya.. dan memodel…
O ya, saya sarankan buat temen-temen yang masih baru mau mulai terjun ke dunia Jualan Online. Jangan pernah ragu dan malu meniti karir dan memulai bisnis dengan menjadi Marketer ataupun Reseller.
Dengan menjadi seorang reseller kita akan banyak belajar mengenai seluk beluk dunia bisnis sebelum akhirnya memutuskan untuk merintis bisnis sendiri.–Buku From Reseller to Business Owner
Klo mungkin temen-temen kenal Leader, Distributor yang judes, kurang komunikatif, ga solutif dan cenderung memanfaatkan bukan bermanfaat. Maka jangan-jangan dia ga pernah melalui fase jualan dari bawah alias reseller.. hehe
Aktif di Lingkungan / Komunitas Positif juga bermanfaat untuk menjaga konsistensi Jualan kita.
Dimanapun grup reseller / jualan yang Anda ikuti saat ini, produk apapun yang Anda jual saat ini..
Usahakan didalamnya ada sharing-sharing rutin dan diskusi untuk memompa semangat jualan.
Agar anggota group senantiasa dalam vibrasi positif. Aktiflah, jangan hanya pasif di group.
Komunitas yang sehat juga akan memunculkan semangat berlomba-lomba dalam kebaikan. Berkompetisi jualan dengan cara yang sehat dan saling mendukung, bukan sailng menjatuhkan.
Ikuti arahan dari Leader jika mau cepat naik kelas, ga usah banyak alasan tapi dan nanti..
Jadikan group reseller Anda sebagai “charger” yang memompa semangat jualan dan pijakan jalan meraih impian Anda.
Mengejar banyaknya, lupa dengan berkahnya
Jangan sampai seemakin larisnya jualan, makin majunya bisnis, justru membuatnya makin lalai dari ketaatan kepada Allah..waspada jangan-jangan ini adalah istidraj (hukuman dari Allah)
Jualan bukan hanya sekedar masalah : Buat Target Penjualan, Buat Jadwal Harian, Buat Ceklist Promosi dan Kerjaan,
Tapi juga tentang bagaimana, Undang Keajaiban dan Menjemput Keberkahan!
Jika ada istilah al-kandas al kamiil alias kegagalan yang sempurna. Mungkin itulah sebutan yang paling tepat buat orang dengan type ini.
Makin larisnya jualan, makin majunya bisnis, justru membuatnya makin lalai dari ketaatan kepada Allah.. yang awalnya shalat rajin dan tepat waktu jamaah di masjid jadi sering telat dan munfarid.. Lalu apa bedanya dengan Qarun????
Na’udzubillah.
Yuk evaluasi diri kita masing-masing..
Jika pekerjaan kita ini bikin kita makin jauh dari Allah.. Jangan-jangan kita sedang dihukum oleh Allah. 😢
Fahami bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang mendekatkan owner / pelakunya kepada Allah..
Okay sekian 7 poin penting diatas, semoga bermanfaat. Materi diatas diambil dari kultumnya Mas Tomy Amirsyam (62 857-2944-6944). Jika ada yang kurang dimengerti bisa hub beliau atau bisa isi kolom komen.