Pendidikan formal adalah salah satu aspek yang penting dalam pembangunan manusia. Pendidikan formal sendiri merujuk pada pendidikan yang dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan resmi seperti sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal seringkali dianggap hanya sebatas formalitas belaka. Artikel ini akan membahas secara lebih rinci mengenai fenomena tersebut.

Baca juga : Pilih Jurusan Kuliah dengan Gaji Tinggi

Pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas merujuk pada situasi di mana proses pendidikan hanya berfokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tanpa memperhatikan kualitas pendidikan dan pengembangan kemampuan peserta didik secara menyeluruh.

Banyak dari kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri situasi ini di mana peserta didik hanya mempelajari apa yang diperlukan untuk lulus ujian atau menyelesaikan tugas, tanpa memperhatikan pemahaman konsep secara mendalam atau pengembangan kemampuan-kemampuan lain seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kerja sama.

Fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah tekanan yang tinggi terhadap pencapaian sertifikat atau gelar sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan atau kesempatan lanjutan di bidang pendidikan. Hal ini menyebabkan banyak peserta didik hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tanpa memperhatikan kualitas dan pengembangan diri secara menyeluruh.

Selain itu, faktor lain yang dapat menyebabkan fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas adalah kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, seperti keluarga dan masyarakat. Terkadang, keluarga dan masyarakat hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tanpa memperhatikan kualitas dan pengembangan diri secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan peserta didik merasa tidak termotivasi untuk belajar secara mendalam dan pengembangan diri.

Banyak dampak negatif yang dapat timbul dari fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas. Salah satunya adalah kurangnya kualitas dan kompetensi peserta didik yang lulus dari lembaga pendidikan formal tersebut. Peserta didik yang hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tanpa memperhatikan kualitas dan pengembangan diri secara menyeluruh, cenderung kurang siap dan kurang berkualitas dalam menghadapi tantangan dunia kerja atau lanjutan pendidikan.

Selain itu, fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas juga dapat menyebabkan kurangnya kreativitas dan inovasi dalam masyarakat. Peserta didik yang hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tanpa memperhatikan pengembangan diri secara menyeluruh, cenderung kurang mampu mengembangkan ide-ide baru atau memecahkan masalah secara kreatif. Padahal, kreativitas dan inovasi sangat penting dalam memajukan suatu masyarakat.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat kurikulum pendidikan formal agar lebih menekankan pada pengembangan keterampilan-keterampilan yang penting dalam dunia kerja dan kehidupan. Selain itu, juga perlu ada penekanan pada pengembangan kreativitas dan inovasi peserta didik.

Selain itu, juga perlu ada peran aktif dari keluarga dan masyarakat dalam memotivasi peserta didik untuk mengembangkan diri secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja. Dukungan dari keluarga dan masyarakat dapat memotivasi peserta didik untuk belajar secara mendalam dan mengembangkan keterampilan-keterampilan lain yang penting.

Dalam upaya untuk mengatasi fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas, juga perlu ada peran aktif dari lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan perlu memastikan bahwa proses pendidikan yang mereka berikan tidak hanya fokus pada pencapaian sertifikat atau gelar saja, tetapi juga memberikan perhatian pada pengembangan keterampilan-keterampilan lain yang penting.

Selain itu, juga perlu ada peran aktif dari pemerintah dalam memperkuat pendidikan formal. Pemerintah dapat memberikan dukungan finansial untuk peningkatan kualitas pendidikan formal dan juga memastikan bahwa kurikulum pendidikan formal mencakup pengembangan keterampilan-keterampilan penting bagi peserta didik.

Dalam mengatasi fenomena pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas, perlu adanya kerjasama antara semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, dan pemerintah. Dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan pendidikan formal dapat memberikan manfaat yang optimal bagi peserta didik dan juga masyarakat.

Dalam mengakhiri artikel ini, kita harus memahami bahwa pendidikan formal adalah hal yang penting dalam membangun manusia. Namun, penting untuk diingat bahwa pendidikan formal yang hanya sebatas formalitas tidak akan memberikan manfaat yang optimal bagi peserta didik dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi fenomena ini agar pendidikan formal dapat memberikan manfaat yang lebih optimal bagi peserta didik dan juga masyarakat.

Referensi :

Bahrul Ilmi. (2017). Menggali Arti Pendidikan Yang Menyenangkan [online]. Available at: http://bahrulilmikita.blogspot.com/2017/08/menggali-arti-pendidikan-yang.html [Accessed 13 Mar. 2023].

Dameria, R., Raharjo, T., & Sarwono, H. (201Peningkatan Kreativitas Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Kuliah Kewirausahaan [online]. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, 5(2), 105-116. Available at: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jieb/article/view/10408 [Accessed 13 Mar. 2023].

Peningkatan Kreativitas Mahasiswa melalui Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Kuliah Kewirausahaan [online]. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, 5(2), 105-116. Available at: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jieb/article/view/10408 [Accessed 13 Mar. 2023].
Dewi, R. S. (2021). Pembelajaran Inovatif dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa [online]. Jurnal Pendidikan Vokasi, 11(2), 177-184. Available at: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jpv/article/view/39167 [Accessed 13 Mar. 2023].

Hardjana, A. S., & Wibowo, A. (2019). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Problem Solving Siswa [online]. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 7(1), 83-89. Available at: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpsi/article/view/29062 [Accessed 13 Mar. 2023].

MunKamur, U. (2009). Kreativitas dalam Pengembangan Kurikulum [online]. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 15(3), 253-266. Available at: https://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/1839 [Accessed 13 Mar. 2023].

UNESCO. (2015). Education 2030 Incheon Declaration and Framework for Action [online]. Available at: https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000233014 [Accessed 13 Mar. 2023].

Sumber Opini:

Ali, M. (2019). Pendidikan Formal Hanya Sebatas Formalitas? [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/mali1789/5cd0f0b8c112fe1f4202af11/pendidikan-formal-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].

Lukman, S. (2021). Pendidikan Formal Tidak Cukup untuk Menjamin Kualitas Pendidikan [online]. Available at: https://www.republika.co.id/berita/qvdfvj328/pendidikan-formal-tidak-cukup-untuk-menjamin-kualitas-pendidikan [Accessed 13 Mar. 2023].

Sulistyowati, D. (2019). Pendidikan Formal Hanya Sebatas Formalitas [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/sulistyowatidewi7895/5dc5d53cf1ca5d5b4b4e3e3a/pendidikan-formal-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].

Wirawan, D. (2020). Pendidikan Formal, Apakah Hanya Sebatas Formalitas? [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/dedewirawan99/5e61e32cc112fe67d24487c2/pendidikan-formal-apakah-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].
Ali, M. (2019). Pendidikan Formal Hanya Sebatas Formalitas? [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/mali1789/5cd0f0b8c112fe1f4202af11/pendidikan-formal-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].

Lukman, S. (2021). Pendidikan Formal Tidak Cukup untuk Menjamin Kualitas Pendidikan [online]. Available at: https://www.republika.co.id/berita/qvdfvj328/pendidikan-formal-tidak-cukup-untuk-menjamin-kualitas-pendidikan [Accessed 13 Mar. 2023].

Sulistyowati, D. (2019). Pendidikan Formal Hanya Sebatas Formalitas [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/sulistyowatidewi7895/5dc5d53cf1ca5d5b4b4e3e3a/pendidikan-formal-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].

Wirawan, D. (2020). Pendidikan Formal, Apakah Hanya Sebatas Formalitas? [online]. Available at: https://www.kompasiana.com/dedewirawan99/5e61e32cc112fe67d24487c2/pendidikan-formal-apakah-hanya-sebatas-formalitas [Accessed 13 Mar. 2023].

Yap, A. (2022). Membangun Karakter Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Proyek [online]. Available at: https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/08/150000369/membangun-karakter-siswa-dengan-pembelajaran-berbasis-proyek?page=all [Accessed 13 Mar. 2023].

Penutup

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal tidaklah hanya sebatas formalitas semata. Meskipun pendidikan formal masih memiliki beberapa kelemahan, namun ada banyak upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan formal agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. S

alah satu solusinya adalah dengan mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem solving siswa. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara pihak-pihak terkait untuk terus memperbaiki sistem pendidikan formal agar dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan zaman yang semakin berkembang.

Referensi lain :

Akbar, S. A. (2020). Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek [online]. Jurnal Ilmiah Pendidikan Akuntansi, 8(1), 1-8. Available at: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pak/article/view/30249 [Accessed 13 Mar. 2023].

Arifin, M. (2021). Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Peluang [online].Available at: https://www.unair.ac.id/info/detail/pendidikan-di-era-revolusi-industri-40-tantangan-dan-peluang.html [Accessed 13 Mar. 2023].
Azizah, S., Suyatno, S., & Huda, M. (2019). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Problem Solving Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 5(2), 67-74.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta: Kemendikbud.

Sukmadinata, N. S. (2017). Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H. A. R. (2019). Pendidikan di Era Disrupsi. Jakarta: Kompas Gramedia.

Dari referensi yang diambil dari jurnal ilmiah dan opini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal masih memiliki beberapa kelemahan, seperti kurangnya relevansi antara materi pelajaran dengan kebutuhan dunia kerja, serta kurangnya pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital.

Namun, ada banyak upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan formal, salah satunya dengan mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan problem solving siswa.

Pada akhirnya, pendidikan formal bukanlah hanya sebatas formalitas semata. Pendidikan formal tetap penting dan memiliki peranan yang vital dalam membentuk karakter dan mengembangkan potensi siswa.

Namun, perlu adanya perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan formal agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam hal ini, kerja sama antara pihak-pihak terkait sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Categorized in: