Refleksi adalah kunci penting dalam pembelajaran, terutama dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Dalam proses belajar, siswa tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan fisik, tetapi juga pada refleksi mendalam terhadap pengalaman mereka. Metode refleksi yang efektif dapat membantu siswa menganalisis pengalaman, menarik pelajaran, dan merencanakan perbaikan di masa depan.

Framework Borton dan Gibbs dalam pembelajaran PJOK, dua framework yang sering digunakan untuk memfasilitasi proses refleksi ini adalah framework Borton dan Gibbs. Keduanya menawarkan pendekatan yang berbeda dalam memandu siswa merefleksikan pengalaman mereka, tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu pengembangan keterampilan yang lebih baik melalui refleksi yang terarah.

Baca juga : Keberhasilan Bukan Akhir Karena Tantangan Lebih Besar Menanti di Depan

Framework Borton: “What?”, “So What?”, “Now What?”

Framework Borton menggunakan tiga pertanyaan sederhana: What?, So What?, dan Now What?. Meskipun terlihat sederhana, pertanyaan-pertanyaan ini dapat mendorong siswa untuk melakukan refleksi yang mendalam dan mendorong perbaikan.

1. What? (Apa yang terjadi?)

Tahap pertama ini meminta siswa untuk mendeskripsikan pengalaman mereka. Dalam PJOK, ini bisa berupa kegiatan fisik yang baru saja dilakukan, seperti bermain sepak bola atau bola basket. Siswa diminta untuk menceritakan apa yang terjadi secara faktual—apa yang mereka lakukan, bagaimana situasinya, dan bagaimana perasaan mereka saat itu.

Contoh dalam PJOK:
Setelah bermain sepak bola, siswa menuliskan bahwa tim mereka kalah. Mereka merasa kecewa karena tidak bisa mencetak gol dan mengamati bahwa tim lawan lebih terorganisir.

2. So What? (Mengapa ini penting?)

Pada tahap ini, siswa diajak untuk menganalisis dan merenungkan pengalaman tersebut. Mengapa situasi ini terjadi? Bagaimana dampaknya terhadap mereka? Siswa mulai menyadari pola-pola yang mungkin menyebabkan kekalahan atau keberhasilan, seperti kurangnya komunikasi dalam tim atau kesalahan taktik.

Contoh dalam PJOK:
Siswa menyadari bahwa mungkin mereka kalah karena kurangnya koordinasi dalam tim. Mereka juga mengakui bahwa perlu lebih banyak latihan untuk meningkatkan strategi permainan dan kerja sama tim.

3. Now What? (Apa yang harus dilakukan selanjutnya?)

Tahap terakhir ini adalah tentang perencanaan tindakan untuk masa depan. Siswa bersama guru merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki hasil di lain waktu. Hal ini membantu siswa mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap kemajuan mereka sendiri.

Contoh dalam PJOK:
Guru dan siswa sepakat untuk melakukan sesi latihan tambahan, berfokus pada kerja sama tim dan strategi bermain. Mereka juga berencana melakukan diskusi tim setelah setiap permainan untuk meningkatkan komunikasi di lapangan.

Baca juga : Menghargai Perjalanan Unik Menuju Kesuksesan

Dengan menggunakan framework Borton, siswa tidak hanya belajar dari pengalaman mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan reflektif yang penting dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari.

Framework Gibbs: Refleksi Mendalam dalam 6 Tahap

Sementara framework Borton menawarkan pendekatan sederhana, framework Gibbs memberikan struktur yang lebih mendalam melalui enam tahap: Deskripsi, Perasaan, Evaluasi, Analisis, Kesimpulan, dan Rencana Tindak Lanjut.

Baca juga : Menemukan Ketenangan dalam Ketidakpastian dan Mengapa Menerima Masa Depan yang Tak Terduga Itu Penting

1. Deskripsi

Tahap ini mirip dengan tahap What? dalam framework Borton, di mana siswa mendeskripsikan secara objektif apa yang terjadi tanpa penilaian. Hal ini membantu siswa fokus pada fakta.

Contoh dalam PJOK:
Setelah pertandingan bola basket, siswa menjelaskan bahwa mereka kalah dengan skor 20-30 melawan tim lain.

2. Perasaan

Tahap ini mengajak siswa untuk mengenali dan mengungkapkan perasaan mereka terkait pengalaman tersebut. Emosi sangat penting dalam proses refleksi karena dapat mempengaruhi cara siswa belajar dari pengalaman mereka.

Contoh dalam PJOK:
Siswa merasa kecewa karena kalah, tetapi beberapa merasa bangga karena berhasil mencetak poin.

3. Evaluasi

Pada tahap ini, siswa mengevaluasi apa yang baik dan buruk dari pengalaman tersebut. Mereka diajak untuk tidak hanya fokus pada kekurangan, tetapi juga pada keberhasilan yang bisa dipertahankan.

Contoh dalam PJOK:
Siswa menyadari bahwa mereka bekerja sama dengan baik dalam bertahan, tetapi perlu memperbaiki strategi menyerang.

Baca juga : Setiap Akhir Adalah Awal Baru

4. Analisis

Tahap ini melibatkan analisis mendalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa situasi tersebut terjadi? Apa faktor penyebabnya? Siswa juga dapat mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda atau belajar dari pengalaman tim lawan.

Contoh dalam PJOK:
Siswa menganalisis bahwa kekalahan mereka disebabkan oleh kurangnya komunikasi saat menyerang dan strategi yang kurang efektif dibandingkan tim lawan.

5. Kesimpulan

Setelah menganalisis, siswa menarik kesimpulan dari pengalaman tersebut. Apa yang dapat dipelajari dari situasi ini? Bagaimana mereka bisa berbuat lebih baik di lain waktu?

Contoh dalam PJOK:
Siswa menyimpulkan bahwa mereka perlu lebih banyak berlatih komunikasi dan strategi menyerang serta menjaga kekompakan tim.

6. Rencana Tindak Lanjut

Tahap terakhir ini berfokus pada tindakan yang akan diambil di masa depan untuk memperbaiki hasil. Siswa merencanakan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghadapi situasi serupa.

Baca juga : Mengapa Refleksi Penting dalam Peran Guru

Contoh dalam PJOK:
Siswa memutuskan untuk meningkatkan latihan komunikasi, strategi menyerang, dan memperkuat pertahanan melalui latihan tambahan.

Kesimpulan

Framework Borton dan Gibbs dalam pembelajaran PJOK adalah alat yang sangat berguna dalam pembelajaran PJOK untuk membantu siswa merefleksikan pengalaman mereka dan terus berkembang. Borton menawarkan pendekatan refleksi yang lebih sederhana dan cepat, sementara Gibbs memberikan proses refleksi yang lebih mendalam. Keduanya mengajarkan siswa untuk tidak hanya fokus pada keterampilan fisik, tetapi juga keterampilan reflektif yang penting dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Memahami Lima Nilai Orientasi Pembelajaran dalam PJOK

Dengan membiasakan refleksi melalui metode ini, siswa dapat lebih memahami pengalaman mereka, menarik pelajaran yang berharga, dan merencanakan langkah-langkah untuk perbaikan di masa depan.

Daftar Pustaka:

  1. Borton, T. (1970). Reach, Touch, and Teach: Student Concerns and Process Education. McGraw-Hill.
  2. Gibbs, G. (1988). Learning by Doing: A Guide to Teaching and Learning Methods. Oxford: Further Education Unit, Oxford Polytechnic.
  3. Kolb, D. A. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Prentice Hall.

Bikin website atau blog murah kualitas mewah? klik disini

Categorized in: